Dispersi adalah suatu sistem di mana partikel terdistribusi dari satu bahan tersebar dalam sebuah fasa kontinyu dari bahan lain. Mendispersi partikel padat dalam cairan merupakan proses penting dalam produksi cat dan tinta. Beberapa jenis aditif dapat digunakan pada proses dispersi di mana partikel padat, seperti pigment dan filler, terlebih dahulu dipisahkan satu sama lain kemudian distabilkan dalam cairan. Wetting Agent dan Dispersant adalah bahan yang berperan penting dalam proses dispersi partikel tersebut.

Gambar 1. Tiga langkah dalam proses dispersi partikel.

 

Pada umumnya, Wetting Agent dan Dispersant sering sekali disamaartikan. Padahal sebenarnya kedua kategori aditif tersebut sangat berbeda baik dalam hal peran yang mereka mainkan dalam proses dispersi maupun senyawa kimia dan struktur molekul penyusun keduanya. Berikut akan coba kita bahas beberapa perbedaan mendasar antara Wetting Agent dan Dispersant dalam proses dispersi partikel.

Perbedaan antara Dispersant dan Wetting Agent

1. Wetting Agent

 Proses pembasahan (Wetting) adalah langkah pertama dalam proses dispersi partikel. Bahan baku padat yang digunakan dalam proses pembuatan cat dan tinta seperti pigment dan filler sering sekali dipasok dalam bentuk serbuk. Partikel serbuk padat tersebut secara mikroskopis akan membentuk gumpalan-gumpalan kecil (Agglomerate) yang disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antar partikel itu sendiri. Selama proses Wetting berlangsung, udara yang mengelilingi partikel dalam Agglomerate tersebut diganti dengan cairan.

Gambar 2. Proses Wetting partikel padat: udara digantikan oleh cairan.

Proses Wetting akan berlangsung ketika tegangan permukaan cairan lebih rendah dibandingkan dengan energi permukaan partikel padatan. Proses Wetting tidak akan terjadi jika tegangan permukaan cairan terlalu tinggi. Tegangan permukaan cairan dapat diturunkan dengan menambahkan suatu aditif yang disebut Wetting Agent. Aditif ini bekerja karena molekulnya menyerap dan berorientasi diantara lapisan antarmuka cair-udara.

Gambar 3. Molekul Wetting Agent terserap dan terorientasi pada lapisan antarmuka cair-udara.

Wetting Agent menunjukkan perilaku demikian karena molekulnya terdiri dari dua bagian. Bagian hydrophobic berupa ekor yang mengarah ke udara dan bagian hydrophilic yang berupa kepala menempel ke dalam cairan. Lapisan antara cairan dan udara sering disebut sebagai “Surface” atau Permukaan. Oleh karena itu, Wetting Agent sering disebut juga dengan istilah “Surfactant” atau (Surface Active Agent), yaitu agen yang aktif dipermukaan.

2. Dispersant

Partikel padat dapat menarik satu sama lain dikarenakan adanya gaya Van der Waals. Oleh karenanya, diperlukan energi untuk memisahkan partikel tersebut satu sama lain pada proses dispersi partikel.

Partikel yang sudah terdispersi di dalam cairan akan dapat berpindah satu sama lain dan cenderung berikatan bersama karena adanya gaya tarik Van der Waals antar partikel. Proses pengikatan partikel padat secara spontan yang tidak diinginkan dalam cairan disebut Flokulasi (Flocculation).

Untuk menstabilkan partikel padat dan mencegah terjadinya flokulasi, dapat ditambahkan suatu aditif yang disebut Dispersant. Aditif ini memiliki molekul yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat teradsorpsi pada lapisan antarmuka padat-cair dan juga memastikan tolakan antar partikel. Gaya tolak yang dihasilkan dari Dispersant harus lebih kuat daripada gaya tarik Van der Waals.

Gambar 4. Molekul Dispersant teradsorpsi pada lapisan antarmuka padat-cair

Gaya tolak antar partikel dapat dihasilkan melalui dua mekanisme. Pertama, mekanisme Stabilisasi Elektrostatis (Electrostatic Stabilization), yaitu partikel akan saling bertolakan ketika partikel tersebut memiliki muatan yang sama, hal ini diperoleh ketika molekul Dispersant membawa muatan. Kedua, mekanisme Stabilisasi Sterik (Steric Stabilization), yaitu partikel tidak akan saling berikatan ketika semua partikel ditutupi dengan ekor yang cukup panjang yang mengelilingi partikel tersebut yang larut dalam cairan. Ekor yang larut tersebut adalah bagian dari molekul Dispersant.

Karakteristik Wetting Agent dan Dispersant sangat bergantung pada komposisi dan struktur kimianya. Dalam memilih aditif yang tepat dan untuk memprediksi perilaku setiap aditif di dalam suatu sistem, perlu diketahui komposisi permukaan partikel padat yang digunakan, serta komposisi fasa kontinyu (continuous phase) cairnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa, baik Wetting Agent maupun Dispersant adalah aditif yang digunakan dalam proses dispersi. Keduanya termasuk ke dalam jenis Aditif Antarmuka (Interface Additives) yang secara singkat dapat kita kelompokkan perbedaannya seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 5. Perbedaan utama antara Wetting Agent dan Dispersant.

Product Category

Our Bulletin

Contact Us

Our business is located in major industrial areas in Indonesia: Jakarta, Surabaya and Semarang. From these locations, we are serving our customers spread throughout Indonesia.

Please enter your information in the form below and our team will contact you.
--
Mohon isi data Anda untuk dihubungi oleh tim kami.


MAIN OFFICE
Jl. Kaji No.50. Jakarta-Pusat, Jakarta
(+6221) 6386-4260
(+6221) 6386-4262

REPRESENTATIVE OFFICE
Jl. Ngagel Jaya Barat
No.48, Surabaya
(+6231) 502-1390
(+6231) 502-2978

REPRESENTATIVE OFFICE
Kawasan Industri Candi
Cluster UKM Kav. 18 Blok 20-A
Jl. Gatot Subroto, Semarang
(+6224) 762-7137

Copyright 2020 © PT. Hade Sejati Pratama